Program studi Teknik Pangan Institut Teknologi Bandung kembali mengadakan kuliah tamu untuk menambah wawasan dan memperlengkapi mahasiswa dengan penerapan ilmu yang telah dipelajari di kelas. Kuliah tamu kali ini diselenggarakan dalam kuliah PG4023 Teknologi Minuman Olahan pada hari Jumat, 20 November 2020 dengan mengusung tema “Pengenalan Industri Minuman di Indonesia dan Tantangan Bahan Baku Khas” yang dibawakan oleh Bapak Andy Murphy, kepala bagian Research and Development PT Suntory Garuda Beverages (SGB).
Industri ini masih terus berkembang dengan laju yang cukup tinggi bahkan di tengah keadaan pandemi. Jenis-jenis minuman dengan penjualan terbesar dimulai dari yang tertinggi adalah air minum dalam kemasan, minuman teh, minuman berperisa buah dan jus, minuman berkarbonasi, minuman kopi, dan minuman isotonik dan energi.
Setiap jenis minuman ini memiliki kompleksitas teknologi dan tantangan tersendiri terutama dalam hal keamanan pangan dan stabilitas kualitas selama masa simpan. Misalnya minuman teh kemasan memiliki pH netral sehingga lebih ideal untuk pertumbuhan mikroba berbahaya; minuman teh pun rawan teroksidasi selama penyimpanan yang dapat berakibat pada hilangnya rasa dan aroma teh.
Demikian pun terdapat tantangan dalam hal perancangan produk minuman agar dapat memenuhi pemintaan dan ekspektasi konsumen. “Dalam perancangan produk minuman yang akan dijual ke pasar, diperlukan pemikiran mengenai masalah apa yang dapat diselesaikan dengan adanya produk ini, ” tutur Pak Andy Murphy.
Untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen dan pasar industri minuman yang semakin kompetitif, inovasi dalam pemrosesan minuman pun menjadi penting termasuk pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia sebagai bahan baku minuman. Indonesia memiliki berbagai bahan baku khas seperti air kelapa sebagai bahan utama nata de coco, rumput laut untuk produksi karagenan, dan ekstrak dari tanaman porang sebagai substitusi konjac gum.
“Yang menjadi masalah adalah bangsa Indonesia umumnya lebih suka mengekspor bahan mentah lalu mengimpor bahan yang telah diproses di luar negeri dengan harga yang jauh lebih mahal, dibandingkan dengan mengolah sendiri di dalam negeri”, ucapnya.
Sebagai penutup, beliau menyampaikan berbagai tantangan dalam industri minuman olahan yang dapat dipecahkan oleh lulusan Teknik Pangan. Hal pertama adalah inovasi dalam perancangan produk untuk menurunkan kadar gula, garam, dan lemak tanpa mengorbankan kualitas rasa produk. Kedua, inovasi dalam kemasan plastik sangat diperlukan untuk menjaga lingkungan, misalnya dengan mencari alternatif bahan yang lebih mudah terurai, metode baru dalam hal daur ulang, ataupun rencana bisnis baru untuk menghasilkan industri yang lebih berkelanjutan.
Partisipan kuliah tamu sangat antusias dan menyampaikan banyak pertanyaan yang sebagian besar langsung dijawab oleh Pak Andy. Kuliah selama tiga jam ini ditutup dengan penyerahan sertifikat oleh Ketua Program Studi Teknik Pangan, Dr. Ronny Purwadi, dan juga acara foto bersama.