Categories
News Seminar

International Seminar on Chemical Engineering Soehadi Reksowardojo 2022

[:id]

“Segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia tanpa memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia…”
(Djuanda Kartawidjaja, 1957)

Sudah saatnya kita mulai memikirkan bagaimana mengembangkan teknologi-teknologi milik sendiri yang padan diterapkan di Indonesia sebagai suatu negara kepulauan

FTI ITB dan Universitas Pattimura mengundang para peneliti, praktisi, dan pengembang teknologi untuk berdiskusi bersama dalam International Seminar on Chemical Engineering (STKSR) 2022 yang bertajuk “Membangun Indonesia melalui Pengembangan Teknologi Padan Negeri Kepulauan”.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat dilihat melalui laman stksr.che.itb.ac.id.[:en]

“All the waters around, in between, and those that connect the islands that include the mainland of the Republic of Indonesia regardless or widespread is the reasonable parts of the land area of the Republic of Indonesia …”
(Djuanda Kartawidjaja, 1957)

It is time for us to start thinking about how to develop its own-owned technology that is applied in Indonesia as an archipelago

FTI ITB and Pattimura University invited researchers, practitioners and technology developers to discuss together in the International Seminar on Chemical Engineering (STKSR) 2022 titled “Building Indonesia through the development of archipelagic state technology”.

Further information and registration can be seen through page stksr.che.itb.ac.id.[:]

Categories
Article Seminar

Peran Insinyur Teknik Pangan ITB Diperlukan untuk Masa Depan Pangan Indonesia

[:id]

BANDUNG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Teknik Pangan Institut Teknologi Bandung (HMPG ITB) menyelenggarakan webinar mengenai teknik pangan pada Sabtu (5/2/2022). Sebagai salah satu rangkaian acara dari Food Engineering Festival (FEF ITB), kegiatan ini mengangkat judul “Foreseeing The Future of Food Engineering” dengan narasumber Dr. Ir. Dianika Lestari, S.T., M.T.

Dosen Teknik Pangan ITB itu mengawali paparan mengenai peran para insinyur pangan atau food engineer, yaitu dalam merancang dan mengembangkan teknologi serta sistem untuk proses produksi, distribusi, penyimpanan hasil pertanian serta bahan ingridien pangan dalam skala komersial. “Insinyur pangan juga berperan dalam menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pengolahan pangan pada skala industri,” jelas Dr. Dianika.

Tentunya untuk melakukan berbagai tugas tersebut, para insinyur pangan tidak sendirian. Terdapat berbagai aspek yang harus dipahami oleh para insinyur pangan. Mulai dari komoditas pangan di mana para insinyur pangan akan bekerja sama dengan para insinyur pertanian dan insinyur teknik pasca panen.
Lalu para insinyur pangan juga harus paham mengenai aditif pangan serta food ingredients untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan baik, lalu dapat didistribusikan kepada masyarakat umum di pasaran.

Saat ini, tentunya masih ada beberapa permasalahan dalam sektor pangan di Indonesia. Pertama, pemanfaatan bahan baku pangan khas Indonesia untuk bahan komponen penyusun atau ingridien pangan masih terbatas. Selain itu, ahli teknik proses kimia Indonesia masih terbatas dalam melakukan perancangan teknologi proses produksi pangan untuk mengolah bahan baku pangan lokal khas Indonesia secara berkelanjutan.

Maka dari itu, para insinyur pangan dari program studi Teknik Pangan memiliki berbagai tugas dan peran untuk masa depan pangan Indonesia. Pertama, insinyur pangan Indonesia harus mampu menciptakan teknologi baru untuk memanfaatkan potensi sumber daya pangan Indonesia. Hal ini tentunya menjadi hal yang harus segera direalisasikan karena Indonesia memiliki sangat banyak potensi sumber daya pangan yang kaya akan kandungan gizi yang dapat dikomersialisasi dan juga dikembangkan untuk membantu perekonomian, mensejahterakan masyarakat, serta memajukan negara Indonesia.

Kedua, kualitas serta mutu pangan yang dihasilkan harus sangat diperhatikan dan juga dijaga dengan sangat baik karena bahan pangan adalah bahan yang sensitif dan langsung bersentuhan dengan manusia sepenuhnya. “Hasil pangan harus terjaga kontinuitasnya, kualitasnya, serta kapasitasnya agar bisa diterima di kalangan Industri,” tegas Dianika.

Pangan yang sehat dan lezat harus menjadi tujuan perakitan teknologi pengolahan pangan masa depan. Produksi pangan sehat pada skala industri komersial akan menjadikannya lebih terjangkau untuk masyarakat luas.

Di sisi lain, para insinyur dari Teknik Pangan serta ITB pada umumnya, telah turut berkontribusi pula untuk menghasilkan berbagai teknologi pengolahan pangan masa depan untuk Indonesia. Hasil yang diciptakan adalah Closed Circulated Batch Reactor dan Closed Circulated Semi-Continuous Reactor. Kedua reaktor ini memiliki berbagai kelebihan. Mulai dari konsumsi air yang lebih efisien, kontrol kehigienisan yang lebih baik, serta muatan bahan untuk diproses yang lebih besar.

Permasalahan kedua yang juga harus dapat diatasi oleh para insinyur pangan adalah food waste atau limbah pangan yang kini menjadi masalah besar di seluruh dunia. Dalam skala nasional, estimasi total food loss atau food waste Indonesia mencapai 18 hingga 31 juta ton per tahun. Tentunya, hal ini merupakan kondisi yang mendesak untuk diperbaiki. Solusi yang kini sedang dikembangkan oleh para insinyur pangan adalah teknologi pengolahan buah kering dan pengolahan lanjut limbah pangan menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan untuk hal lain.

“Bukan hanya itu, insinyur pangan juga harus mampu memperbaiki teknologi yang sudah ada saat ini menjadi teknologi yang lebih efisien dan lebih hemat sumber daya,” terang Dianika.

Selain itu, lanjut Dianika, para insinyur pangan juga harus beradaptasi dan juga bisa mengikuti perkembangan zaman terutama pada Industry 4.0 yang marak dengan otomasi industri, terutama pada sektor food processing, food packaging, dan food servicing yang kini banyak dijalankan oleh mesin dan teknologi.

Reporter : Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)

[:en]

BANDUNG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Teknik Pangan Institut Teknologi Bandung (HMPG ITB) held a webinar on food engineering on Saturday (5/2/2022). As one of a series of events from the Food Engineering Festival (FEF ITB), this activity has the title of “Foreseeing The Future of Food Engineering” and was brought by Dr. Ir. Dianika Lestari, S.T., M.T.

This Food Engineering ITB lecturer started her presentation about the role of food engineers, namely in designing and developing technology and systems for the production, distribution, storage of agricultural products and food ingredients on a commercial scale. “Food engineers also play a role in finding solutions to problems in food processing on an industrial scale,” explained Dr. Dianika.

Of course, to perform these various tasks, food engineers are not alone. There are various aspects that food engineers must understand. Starting from food commodities where food engineers will work closely with agricultural engineers and post-harvest engineering engineers.
Then food engineers must also understand food additives and food ingredients to produce safe and good food products, which can then be distributed to the consumers in the market.

Currently, of course, there are still some problems in the food sector in Indonesia. First, the use of Indonesian food raw materials for food components or ingredients is still limited. In addition, Indonesian process engineers are still limited in designing food production process technology to process local Indonesian food raw materials in a sustainable manner.

Therefore, food engineers from the Food Engineering study program have various tasks and roles for the future of Indonesian food. First, Indonesian food engineers must be able to create new technologies to exploit the potential of Indonesia’s food resources. This is certainly something that must be realized immediately because Indonesia has a lot of potential food resources that are rich in nutritional content that can be commercialized and also developed to help the economy, prosper the community, and advance the Indonesian state.

Second, the quality of the food produced must be very carefully considered and also maintained very well because food ingredients are sensitive materials and are in direct contact with humans completely. “Food products must be maintained for their continuity, quality, and capacity so that they can be accepted by the industry,” said Dianika.

Healthy and delicious food should be the goal of assembling future food processing technology. The production of healthy food on a commercial industrial scale will make it more affordable for the wider community.

On the other hand, engineers from Food Engineering and ITB in general have also contributed to producing various future food processing technologies for Indonesia. The results created are Closed Circulated Batch Reactor and Closed Circulated Semi-Continuous Reactor. Both of these reactors have various advantages. Starting from more efficient water consumption, better hygiene control, and a larger load of materials to be processed.

The second problem that food engineers must also solve is food waste, which is now a big problem all over the world. On a national scale, the estimated total food loss or food waste in Indonesia is 18 to 31 million tons per year. Of course, this is an urgent condition for improvement. The solution currently being developed by food engineers is technology for processing dried fruit and further processing food waste into materials that can be used for other things.

“Not only that, food engineers must also be able to improve the existing technology to become more efficient and resource-efficient technology,” explained Dianika.

In addition, Dianika continued, food engineers must also adapt and be able to keep up with the times, especially in Industry 4.0 which is rife with industrial automation, especially in the food processing, food packaging, and food servicing sectors, which are now mostly run by machines and technology.

Reporter : Yoel Enrico Meiliano (Food Engineering, 2020)

[:]

Categories
Article Seminar

Kontribusi Teknik Pangan ITB dalam Memajukan Industri Pangan Indonesia

[:id]

BANDUNG, itb.ac.id—Prof. Lienda Aliwarga Handojo sebagai guru besar dari Ilmu Teknologi Pemrosesan Bahan Pangan, Fakultas Teknologi Industri ITB memaparkan berbagai riset dan penelitian yang telah dilakukan. Pemaparan dilakukan pada Sabtu (11/12/2021) bersamaan dengan orasi ilmiah yang ia sampaikan.

Penelitian Prof. Lienda berfokus pada riset berbasis bahan baku lokal seperti sawit, kelapa, kakao, singkong, dll. Proses penelitian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai proses pengolahan untuk mendapatkan aneka produk pangan bernilai tambah termasuk mengurangi ketergantungan impor.

Penelitian pertama yang dilakukan adalah suplemen pakan ternak sabun kalsium. Tujuan penelitian ini adalah mengurangi impor susu Indonesia dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas susu sapi lokal. Sabun kalsium atau sering dikenal dengan lemak kalsium, diperoleh dari reaksi Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) dengan kapur. PFAD merupakan produk samping proses pemurnian Crude Palm Oil yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia.

Suplemen ini dapat menaikkan produktivitas susu sapi perah secara signifikan termasuk kualitasnya. Hasil uji menunjukkan bahwa kualitas sabun kalsium yang dihasilkan sedikit lebih unggul dari produk serupa yang ada di pasaran luar negeri. Penelitian ini telah dituangkan dalam bentuk 3 buah paten.

Selanjutnya adalah penelitian fermented cassava flour (fercaf). Penelitian ini berhasil mengembangkan tepung fercaf yang berfungsi sebagai diversifikasi pangan atau sebagai substitusi impor tepung terigu. Hasil penelitian ini telah memperoleh paten dan diaplikasikan oleh PT Cassava Industri Estat Tujuh Sembilan di tahun 2017 dengan memproduksi tepung fercaf ini dalam skala komersial.

Beberapa penelitian lainnya juga berhasil dilakukan. Pengolahan whey untuk minuman bernutrisi misalnya. Whey yang merupakan limbah pabrik keju masih mengandung sekitar 6 gram protein/liter sehingga bisa diproses untuk menghasilkan minuman bernutrisi. “Pemrosesan air kelapa untuk minuman siap saji menggunakan teknologi membran. Maupun pemrosesan daun stevia sebagai sumber gula alami rendah kalori,” ujarnya.

Selain penelitian yang disebutkan sebelumnya, dilakukan pula adaptasi teknologi baru (novel processes) untuk pengolahan pangan. Pulse Electric Field untuk preservasi pasta alpukat dan pasta jahe. Karena seperti yang diketahui, alpukat merupakan buah yang tidak tahan panas sehingga preservasi secara termal tidak bisa dilakukan. Adapula edible coating yang bisa dimanfaatkan untuk memperpanjang umur simpan buah.

Prof. Lienda menyampaikan beberapa pesan tentang potensi industri pangan di masa mendatang. “Masih akan muncul beragam teknologi baru yang membutuhkan penyempurnaan melalui berbagai penelitian. Keberhasilan riset-riset di perguruan tinggi pun tidak dapat berjalan sendiri. Dibutuhkan sinergi dari semua pemangku kepentingan sebagai persiapan bangsa Indonesia untuk bersaing dan menghadapi tantangan global dalam industri pangan di masa depan,” tegas Prof. Lienda.

Reporter : Anastasia Meliana (Sains dan Teknologi Farmasi, 2019)

[:en]

BANDUNG, itb.ac.id—Prof. Lienda Aliwarga Handojo as a professor of Food Processing Technology Science, Faculty of Industrial Technology, ITB, explained various researches and studies that have been carried out. The presentation was held on Saturday (11/12/2021) along with the scientific oration she delivered.

Prof. Lienda’s research focuses on research based on local raw materials such as palm oil, coconut, cocoa, cassava, etc. The research process is carried out by utilizing various processing processes to obtain various value-added food products including reducing dependence on imports.

The first research conducted was a calcium soap animal feed supplement. The purpose of this study is to reduce imports of Indonesian milk by increasing the productivity and quality of local cow’s milk. Calcium soap or often known as calcium fat, is obtained from the reaction of Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) with lime. PFAD is a by-product of the Crude Palm Oil refining process which is very abundant in Indonesia.

This supplement can significantly increase the productivity of dairy cows’ milk, including its quality. The test results show that the quality of the calcium soap produced is slightly superior to similar products on the foreign market. This research has been stated in the form of 3 patents.

Next is the study of fermented cassava flour (fercaf). This research succeeded in developing fercaf which functions as food diversification or as a substitute for imported wheat flour. The results of this research have obtained a patent and were applied by PT Cassava Industri Estat Tujuh Sembilan in 2017 who produces fercaf on a commercial scale.

Several other studies have also been successfully carried out. Processing whey for nutritious drinks, for example. Whey which is a cheese factory waste still contains about 6 grams of protein/liter so it can be processed to produce nutritious drinks. “Coconut water processing for ready-to-drink drinks uses membrane technology. As well as processing stevia leaves as a source of low-calorie natural sugar,” he said.

In addition to the research previously mentioned, adaptation of new technologies (novel processes) for food processing was also carried out. Pulse Electric Field for preservation of avocado paste and ginger paste. Because as is known, avocado is a fruit that is not heat-resistant so that thermal preservation cannot be done. There is also an edible coating that can be used to extend the shelf life of the fruit.

Prof. Lienda conveyed several messages about the potential of the food industry in the future. “There will still be a variety of new technologies that require refinement through various studies. The success of research in universities cannot go alone. Synergy from all stakeholders is needed in preparation for Indonesia to compete and face global challenges in the food industry in the future,” said Prof. Lienda.

Reporter : Anastasia Meliana (Pharmaceutical Science and Technology, 2019)

[:]

Categories
News Seminar

Writing Scientific Manuscript Series 2021

Categories
Seminar

BUSINEES FORUM KE-3

Categories
Seminar

Friday Morning Lectures on Biorefinery

Categories
Seminar

FTI Webinar Series Bulan November 2020

[:id]

Fakultas Teknologi Industri ITB mengundang anda untuk mengikuti:

FTI Webinar Series Bulan November 2020 (GRATIS)
Perkembangan Teknologi & Tantangan Implementasi Bioenergi Indonesia
Kamis, 26 November 2020 pukul 09.00 – 11.00 WIB
Melalui aplikasi ZOOM

Pembicara
Dr. Tirto Prakoso, ST., M.Eng.
KK Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan, FTI ITB

Jenny Rizkiana, ST., MT., Ph.D.
KK Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis, FTI ITB

Moderator
Dr. Dianika Lestari, ST., MT.
KK Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan, FTI ITB

Pendaftaran dapat dilakukan secara daring melalui tautan https://bit.ly/webinarBioEn_reg

Pendaftaran ditutup Rabu, 25 November 2020 Pukul 20.00 WIB.

Tersedia e-certificate

Narahubung:
Guntur Adisurya
+62 813 2160 6759[:en]

The ITB Faculty of Industrial Technology invites you to participate in:

FTI Webinar Series November 2020 (FREE)
Technological Developments & Challenges of Bioenergy Implementation in Indonesia
Thursday, 26 November 2020, 09.00 – 11.00 WIB
Through the ZOOM application

Speaker
Dr. Tirto Prakoso, ST., M.Eng.
Biomass and Food Processing Technology Research Group, FTI ITB

Jenny Rizkiana, ST., MT., Ph.D.
Chemical Reaction Technology and Catalyst Research Group, FTI ITB

Moderator
Dr. Dianika Lestari, ST., MT.
Biomass and Food Processing Technology Research Group, FTI ITB

Registration can be done online via the link https://bit.ly/webinarBioEn_reg

Registration is closed Wednesday, November 25, 2020 at 20.00 WIB.

E-certificate is available

Contact person:
Guntur Adisurya
+62 813 2160 6759

 [:]

Categories
Seminar

Webinar #1 Food Engineering Festival 2020

[:id]

[ The wait is over : Webinar #1 ]

Akhirnya, webinar pertama Food Engineering Festival 2020 akan segera tiba! 😆

Nantikan dan saksikan webinar

“Challenging The Status Quo with Friday Creamery”

dengan pembicara Cantika Putri dan Herlambang SN (Founder of Friday Creamery).

Webinar akan dilaksanakan pada:

🗓 Sabtu, 28 November 2020
🕓 Pukul 16.00-18.00 WIB
📍 Zoom

Jangan lewatkan webinar pertama ini dan segera registrasi di link :
http://tiny.cc/FEFWebinar1

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Contact Person :

Sandra
WA : 0895 4148 45719
Line : sandraaaw

Margie
WA : 0878 8796 7679
Line : maresaaa23

See you there! 👋

Sekilas Informasi tentang Friday Creamery:

Friday Creamery adalah es krim sehat pertama di Indonesia. Es krim yang rendah kalori, rendah gula, rendah lemak, dan berprotein baik, ini telah dibuktikan oleh organisasi standardisasi nasional di indonesia. Rasanya sama dengan es krim biasa ?! This is a guilt-free ice cream!
Webinar kali ini mengupas tuntas tentang cara Ka Herlambang & Ka Cantika menemukan ide usaha, perjalanan dan suka-duka mereka dalam mendirikan usaha, cara mengekspansi usaha serta sharing tips & trick dalam berwirausaha![:en]

[The wait is over: Webinar # 1]

Finally, the first webinar of the 2020 Food Engineering Festival is coming! 😆

Stay tuned and watch the webinar

“Challenging The Status Quo with Friday Creamery”

with the speakers Cantika Putri and Herlambang SN (Founder of Friday Creamery).

The webinar will be held on:

🗓 Saturday, November 28, 2020
🕓 16.00-18.00 WIB
📍 Zoom

Don’t miss this first webinar and register at the link:
http://tiny.cc/FEFWebinar1

For further information, please contact the Contact Person:

Sandra
WA: 0895 4148 45719
Line: sandraaaw

Margie
WA: 0878 8796 7679
Line: maresaaa23

See you there! 👋

Brief Information about Friday Creamery:

Friday Creamery is the first healthy ice cream in Indonesia. Ice cream that is low in calories, low sugar, low fat, and good protein, this has been proven by the national standardization organization in Indonesia. The taste is the same as regular ice cream ?! This is a guilt-free ice cream!
This webinar thoroughly discusses how Ka Herlambang & Ka Cantika found their business ideas, travels and their joys and sorrows in establishing a business, how to expand their business and share tips & tricks in entrepreneurship!

 [:]

Categories
Seminar

Seminar Teknik Kimia Soehadi Reksowardojo 2020

[:id]Seminar Teknik Kimia Soehadi Reksowardojo (STKSR) merupakan seminar tahunan yang diselenggarakan oleh departemen teknik kimia ITB untuk menghargai kontribusi Prof. Soehadi Reksowardojo dalam mengembangkan pendidikan teknik kimia. STKSR 2020 bersama dengan Symposium on Photocatalyst and Photocatalysis (Symphosis) telah berhasil dilaksanakan dengan platform Zoom pada tanggal 16 dan 17 November 2020. Pada tahun ini STKSR 2020 membawakan tema “Circular Economy for a Better World”.

 

 

Sejumlah pembicara dari berbagai negara diundang untuk membicarakan berbagai topik bioenergi dan energi alternatif, teknologi pangan, teknologi bioprocess, kemurgi, teknologi pemisahan, simulasi proses, aplikasi industri, teknik reaksi dan kontrol, dan pendidikan teknik kimia. Presentasi dari para pembicara terbagi dalam 2 sesi besar dan 5 sesi paralel. Tahun ini terdapat 5 pembicara utama, 5 pembicara yang diundang, dan 113 makalah oral.

 

 

STKSR 2020 diawali dengan 3 rangkaian webinar yang telah dilaksanakan sebelumnya. Webinar pertama mengangkat tema “Penerapan Konsep Circular Economy dalam Mencapai Sustainable Consumption and Production di Industri Indonesia” yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2020. Webinar kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2020 dengan tema “Industrial Water Reuse: Innovation and Practical Applications”. Webinar ketiga dengan tema “Challenges and Future Outlook of Photocatalytic Technology” telah dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2020.

 

[:en]International Seminar on Chemical Engineering Soehadi Reksowardojo (STKSR) is an annual seminar held by the Department of Chemical Engineering of Institut Teknologi Bandung (ITB) to commemmorate the contributions of Soehadi Reksowardojo in the advancement of chemical engineering education. STKSR 2020 with Symphosium on Photocatalyst and Photocatalysis (Symphosis) has successfully been held through the platform Zoom on November 16-17, 2020, with the theme “Circular Economy for a Better World”.

 

 

A handful of speakers from a multitude of countries was invited to talk on topics regarding bioenergy and alternative energy, food technology, bioprocess technology, chemurgy, separation technology, process simulation, industrial applications, reaction and control engineering, and chemical engineering education. Speaker presentations are held in 2 plenary sessions and five parallel sessions. This year’s seminar holds 5 keynote speakers, 5 invited speakers, and 120 oral papers.

 

 

STKSR 2020 was preceded by 3 pre-event webinars. The first pre-event webinar discussed the topic “Circular Economy Implementation in Indonesian Industries to Reach Sustainable Consumption and Production”, held on July 28, 2020. The second pre-event webinar discussed the topic “Industrial Water Reuse: Innovation and Practical Applications”, held on August 24, 2020. The third and final pre-event webinar discussed the topic “Challengens and Future Outlook of Photocatalytic Technology”, held on October 19, 2020.

 

[:]

Categories
Seminar

Guest Lecturer on Bioremediation

en_USEnglish